HADITS DAN RIWAYAT DEBU YANG SUCI SEBGAI WUDHUNYA SEORANG MUSLIM DAN SEBGAI PENGGANTI AIR (Shahih Bukhari)

DEBU YANG SUCI SEBGAI WUDHUNYA


Assalamualaikum'Warahmatullahi'Wabarakatuh.


[227] Telah diriwaytkan dari Imran bin Hushain al Khuza'i radhiallahu anhuma ia berkata, "Kami pernah bersama-sama dengan Nabi SAW dalam sebuah perjalanan. Dan sesunggunya kami meneruskan perjalanan di mala hari sehingga ketika kami di penghujung malam kami tak mampu menahan kantuk dan kami tidur nyenyak sekali.
Agaknya tiada suatu kepulasan tidur yang lebih nikmat daripada tidur di perjalanan waktu itu.
Di mana tiada yang membangunkan kamu melainkan panasnya matahari uang menghangatkan tubuh kami.
Yang pertama kali bangun adalah Fulan lalu Fulan kemudian Fulan dan Umar bin Khattab yang keempatnya.
sedangkan Nabi SAW apabila tidur taka ada yang berani membangunkannya sehingga beliau sendiri yang bangun, karena kami tak tau apa yang terjadi dalam tidur beliau.
Ketika Umar (orang yang dikenal tegas dan teguh pendiriannya)
terbangun dan melihat apa yang dia saksikan, ia bertabir dengan suara yang keras dan ia terus bertakbir sehingga suara tekbirnya membangunkan Nabi SAW. Ketika beliau bangun, para sahabat mengadukan hal ihwal mereka (yang bangun kesiangan).
Beliau bersabda, "Tidak apa-apa, Tidak apa-apa, lanjutkanlah perjalanan kalian".
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan, dan beliau berjalan tidak jauh dari mereka. Lalu beliau minta diambilkan air dan beliau berwudhu dengan air itu.
Dikumandangkan azan subuh, lalu beliau memimpin shalat subuh tersebut. Ketika selesai shalat, didapati ada salah seorang sahabat yang tertinggal jama'ah shala dan ia sengaja tidak shalat bersama mereka.
Beliau bersabda, "Apa yang menghalangimu wahai Fulan untuk melaksanakan shalat bersama mereka?".
Ia menjawab, "aku dalam keadaan junub dan aku tidak mendapatkan air". Beliau bersabda, "Kamu bisa bersuci dengan debu yang bersih dan itu cukup bagimu".
Kemudian Nabi SAW melanjutkan perjalanan, lalu para sahabat mengadu kepada beliau bahwa mereka merasakan haus sekali. Setelah berhenti, beliau memanggil Fulan dan Ali r.a seraya bersabda, "Pergilah kamu berdua dan carilah air!".
Lalu keduannya pergi, tiba-tiba keduannya bertemu dengan seorang perempuan di antara dua gentong air atau dua tempat air sambil duduk di atas untannya. Keduannya bertanya, "dimanakah letak air di daerah sini?".
Perempuan itu menjawab, "aku menjanjikan air ini untuk keluargaku yang menetap di belakang sana".
Keduannya berkata kepada perempuan itu, "Kalau begitu pergilah kamu sekarang". Perempuan itu bertanya, "Pergi ke mana?".
Keduannya menjawab, "Pergi menemui Rasulullah SAW". Perempuan itu berkata, "Apakah dia yang diberi sebutan Shabi (keluar dari agama nenek moyangnya)?".
Keduannya menjawab, "Ya, benar. Dialah orangnya. Maka pergilah menemui dia". Lalu keduanya membawa perempuan itu kepada Rasulullah SAW dan keduanya menceritakan peristiwa yang baru saja mereka alami.
Beliau bersabda, "Turunkanlah perempuan itu dari untanya". Lalu Nabi SAW minta diambilkan bejana (wadah) dan beliau mengosongkan bejana itu kemudian beliau menuangkan air dari mulut dua gentong atau dua tempat air milik perempuan itu ke dalam bejana, lalu menyandarkan mulut kedua tempat air tadi dan melepaskannya.
Nabi bersabda, "Minumlah dan berilah minum binatang-binatang tunggangan kalian".
Sehingga mereka minum dan memberi minum binatang tunggangan mereka sepuasnya. Dan orang terakhir yang mendapat jatah air dari bejana itu adalah orang yang junub tadi. Nabi SAW bersabda, "Pergilah dan habiskanlah air itu".
Sementara perempuan itu menyaksikan apa yang diperbuat oleh Nabi SAW dan para sahabatnya terhadap airnya itu. Demi Allah (kata perawi hadits ini) air telah dihabiskan dari tempatnya, namun seolah-olah air itu lebih penuh daripada sebelumnya.
Maka Nabi SAW bersabda, "Kumpulkanlah makanan untuk diberikan kepada perempuan itu".
Lalu para sahabat mengumpulkan makanan ada yang berupa keju, tepung, roti sawik dan lain-lain, sehingga mereka mengumpulkannya dan diletakkan pada selembar kain dan dinaikkan di atas punggung unta perempuan itu dan kain tersebut di taruh di depannya.
Beliau bersabda, "Kamu tahu bahwa kami tak mengurangi jatah airmu sedikitpun, tetapi Allah-lah yang memberi kami minum".
Kemudian perempuan itu kembali kepada keluarganya setelah tertahan cukup lama.
Mereka bertanya, "Apakah yang menyebabkan kamu tertahan wahai Fulanah?".
Ia menjawab, "Peristiwa yang menakjubkan. Di mana aku bertemu dengan dua orang laki-laki, lalu keduannya membawaku kepada seorang laki- laki yang diberi sebutan Shabi (murtad dari agama nenek moyang), kemudian dia berbuat begini dan begini. Demi Allah, sesungguhnya dia adalah penyihir yang paling pandai di antara ini dan ini," Dia mengisyaratkan dengan jari tengah dan jari telunjuknya. Lalu mengangkatnya ke atas, yakni langit dan bumi.
Dia adalah utusan Allah 'azza wajalla yang benar".
Kemudian kaum muslimin setelah menyerang suku musyrikin yang ada di sekitar daerah perempuan tersebut sedang kabilahnya selamat dari serbuan kaum muslimin. Perempuan itu berkata pada suatu hari kepada kaumnya, "Aku berpendapat, bahwa kaum muslimin itu sengaja tidak menyerang kalian.
Maka bagaimanakah pendapat kalian jika kalian masuk ke dalam agama Islam?".
Lalu kaumnya mengikuti ajakannya untuk memeluk Islam".
(HR. Bukhari: 344)

Salam Ukhuwah Islamiyah Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan maupun dalam kata.
Semoga menjadi pecerahan dan bermanfaat bagi kita semua.
Amin...

Wassalamualaikum'Warahmatullahi'Wabarakatuh.